PRAKATA

Sejak mempunyai hape berkamera, Sony Ericsson k800i, pada sekitar pertengahan tahun 2008 yang merupakan hadiah perkawinan dari Papa, aku jadi punya hobi baru yaitu memotret. Apa saja yang ku anggap menarik yang ada disekitarku, pasti akan aku potret. Karena disekitar rumah di Pasar Rebo (Jakarta Timur) saat itu ada cukup banyak pohon bunga yang ditanam di dalam pot, akhirnya bunga-bunga itulah yang menjadi obyek sebagian besar foto-fotoku saat itu.

Menjelang akhir tahun 2008, dimana saat itu aku telah menikah, Papa mulai mengenalkan internet dan juga blog kepadaku. Karena aktifitas kerjaku saat itu, di sebuah tempat fitness, tidak terlalu ketat jadwalnya, sehingga ada cukup waktu luang yang bisa aku gunakan, akhirnya aku pun mulai rajin membuka internet dan akhirnya iseng membuat blog. Karena saat itu tidak tahu apa yang harus dijadikan sebagai bahan tulisan, akhirnya aku pun mengisi blog-blog tersebut dengan sebagian besar hasil foto-fotoku saat itu.

Sebelum pensiun, Papa sudah mempunyai sebidang tanah kebun di Jonggol (Bogor-Jawa Barat) yang dibelinya dari hasil penjualan kolam ikan yang ada di Depok (Bogor-Jawa Barat). Ketika akhirnya pensiun dan mempunyai cukup uang, Papa mendapat kesempatan untuk membeli sebidang tanah di tepi jalan besar dimana akhirnya disana dibangun sebuah rumah kecil yang juga menjadi tempat untuk usaha cuci motor dengan sebuah toko kecil disampingnya.

Setelah semuanya telah siap dan mulai berjalan, Papa mengajakku untuk ikut tinggal bersamanya di Jonggol untuk membantunya mengurus usaha kecilnya tersebut. Akhirnya memasuki tahun 2010, aku pun mulai tinggal di Jonggol bersama Papa, sementara istri dan Mama tetap tinggal di Pasar Rebo. Saat itu Mama merupakan salah satu pengurus dari sebuah lembaga pendidikan PAUD yang ada di lingkungan sekitar rumah sehingga tidak dapat ikut tinggal di Jonggol.

Karena lingkungan di sekitar rumah di Jonggol masih hijau, aku dapat menemukan banyak serangga di sekitarku. Rumah kecil tersebut juga memiliki sebuah halaman belakang yang berukuran sekitar 3x4 meter. Karena saat itu tidak ada seorang perempuan pun yang tinggal bersama aku dan Papa, akhirnya halaman belakang tersebut kurang terurus sehingga ditumbuhi banyak tanaman liar dan rerumputan. Keadaan yang demikian ternyata perlahan-lahan membuat serangga-serangga mulai datang dan tinggal di halaman belakang tersebut. Melihat hal itu, aku akhirnya jadi betah berlama-lama di halaman belakang untuk memotret tanaman dan serangga yang ada. Keberagaman serangga yang ada, dan juga tingkah lakunya akhirnya perlahan-lahan menarik minatku sehingga akhirnya tidak cuma memotretnya saja, tetapi aku juga mulai berusaha mencari tahu lebih jauh mengenai serangga-serangga yang aku potret tersebut melalui sarana internet yang ada.

Kondisi rumah yang kecil, dimana kamar tidur dan kamar mandi menghadap langsung ke halaman belakang, ternyata menjadi keuntungan tersendiri buatku. Aku jadi dapat mengamati halaman belakang setiap saat, mulai dari bangun sampai kembali lagi tidur. Ditambah lagi dengan adanya tembok yang cukup tinggi yang ada disekeliling halaman belakang tersebut yang membuat halaman belakang itu menjadi cukup terisolasi sehingga akhirnya pergerakan serangga-serangga yang ada menjadi terbatas. Hal itu jadi memudahkanku untuk mengamati perkembangan serangga-serangga yang ada.

Ketika akhirnya Papa meninggal dunia pada pertengahan tahun 2011, rumah di Jonggol sempat tidak ditempati untuk sementara waktu. Sebelumnya aku dan Papa memang sudah tidak tinggal di Jonggol lagi untuk sementara waktu karena saat itu aku dan Papa sedang ikut membantu renovasi rumah di Pasar Rebo untuk menyambut kepulangan adik perempuanku yang selama sekitar 3 tahun lebih bekerja sebagai tenaga perawat di Jepang. Saat itu aku sebenarnya sudah mempunyai 2 orang anak lelaki, namun si sulung yang lahir prematur meninggal dunia saat baru berusia beberapa hari. Sementara adiknya, Daisuki, baru berusia beberapa bulan saja saat kakeknya meninggal dunia.

Karena Papa meninggal dunia saat renovasi rumah itu masih berlangsung, akhirnya aku, dengan bantuan adik-adikku, melanjutkan renovasi tersebut. Dan setelah itu, karena adik perempuanku sudah menikah beberapa bulan setelah kematian Papa, menjelang tahun 2012, aku pun kembali tinggal di Jonggol. Karena sudah ada adikku dan suaminya yang menemani Mama, akhirnya istri dan anakku pun ikut tinggal bersamaku di Jonggol.

Dengan adanya istri dan anakku, akhirnya halaman belakang rumah di Jonggol dibersihkan dan dirapikan. Dapur dan kolam ikan kecil pun dibuat di depan kamar mandi sehingga akhirnya membuat halaman belakang itu semakin kecil. Walau sudah tidak banyak lagi serangga yang tinggal di halaman belakang, namun hal itu tidak menyurutkan minatku akan serangga. Setiap kali ada kesempatan, aku akan berusaha untuk mencari dan memotret serangga-serangga yang ada disekitarku. Dan yang membuatnya menjadi lebih menyenangkan lagi adalah sekarang hal itu aku dapat lakukan bersama dengan keluargaku.

Ketika hape Sony Ericsson k800i yang aku gunakan untuk aktifitas memotret serangga rusak untuk yang kesekian kalinya menjelang akhir tahun 2012, aku pun mulai beralih menggunakan kamera Canon IXY DIGITAL 510 IS yang sebelumnya merupakan milik adik perempuanku yang dibelinya saat ia masih bekerja di Jepang. Saat itu adikku sudah meninggal dunia pada pertengahan tahun 2012, setahun setelah kematian Papa. Kamera Canon itulah yang akhirnya aku gunakan untuk aktifitas memotret serangga yang aku lakukan. 

Saat adik perempuanku meninggal dunia, aku sempat tinggal seorang diri di Jonggol sampai anakku yang bungsu, Ilyasa, lahir menjelang akhir tahun 2012. Setelah hari raya Idul Fitri pada tahun 2013, akhirnya istri dan anak-anakku kembali ikut tinggal di Jonggol, sementara Mama tetap tinggal di Pasar Rebo. Setahun kemudian, ketika awalnya sudah mulai berani menginap sendiri tanpa orangtua, akhirnya Daisuki tinggal di Pasar Rebo untuk menemani neneknya dan ikut belajar di PAUD.

Menjelang akhir tahun 2016, kamera Canon IXY DIGITAL 510 IS mulai bermasalah dan akhirnya rusak. Dan walau sempat aku bawa ke sebuah tempat service kamera, tetapi ternyata belum bisa diperbaiki karena tidak adanya sparepart yang dibutuhkan…


clip_image0024Keadaan halaman samping dan teras atas rumah di Pasar Rebo, Jakarta Timur sebelum di renovasi (atas). Keadaan halaman belakang rumah di Jonggol saat istri dan anak-anakku belum ikut tinggal di sana (bawah). Saat mereka ikut tinggal di Jonggol, sebagian halaman belakang ada yang dijadikan dapur dan kolam ikan kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar