2 ekor burung dara tersebut kemudian dibawa ke rumah di Jonggol dan dipelihara didalam kandang bersama dengan ayam-ayam yang sudah lebih dahulu menghuni kandang tersebut ya.
Awalnya burung-burung dara tersebut diberi makan jagung. Tetapi karena suka ikutan nimbrung makan bareng sama ayam-ayam, akhirnya burung-burung dara tersebut pun, selain diberi jagung, diberi juga jatah makanan yang sama dengan makanan para ayam yang berupa campuran pur, dedak dan nasi.
Ternyata 2 ekor burung dara yang ditangkap tersebut adalah sepasang ya. Setelah beberapa waktu kemudian pasangan burung dara tersebut mulai kawin dan mencari tempat untuk bersarang.
Akhirnya salah satu tempat mengeram ayam yang sudah ada sebelumnya menjadi pilihan pasangan burung dara tersebut untuk bersarang.
Setelah mendapat tempat yang cocok, mulailah sang burung dara jantan mencari ranting-ranting kecil untuk membuat sarang. Karena didalam kandang memang tidak ada ranting-ranting kering, akhirnya aku pun membantu mencarikan ranting-ranting dari belakang rumah dan meletakannya didalam kandang agar dapat diambil oleh sang burung dara jantan untuk bahan membuat sarangnya.
Namun masalah mulai terjadi ketika sang babon kate mulai mencari tempat untuk bertelur juga. Karena kebetulan tempat yang dijadikan sarang oleh pasangan burung dara tersebut juga merupakan tempat yang biasa digunakan oleh sang babon kate untuk bertelur dan mengeram, maka mulailah terjadi pertengkaran antara sang babon kate dengan pasangan burung dara tersebut.
Pada awalnya sang babon kate berhasil diusir oleh pasangan burung dara tersebut, dan sang burung dara betina pun kemudian mulai bertelur di sarang barunya.
Namun rupanya sang babon kate masih menginginkan tempat bertelurnya yang lama walau sudah beberapa kali sempat bertelur ditempat yang lain. Setiap kali sang babon kate ingin bertelur, ia akan kembali mendatangi tempat bertelur lamanya yang saat itu sudah dijadikan sarang baru oleh pasangan burung dara. Pada suatu hari sang babon kate berhasil menguasai kembali tempat bertelur lamanya setelah melalui suatu pertengkaran sengit dengan pasangan burung dara. Akibat pertengkaran tersebut, kedua telur pasangan burung dara yang saat itu baru mulai dierami sampai terjatuh dan pecah.
Akhirnya pasangan burung dara tersebut pun dibuatkan tempat bersarang baru yang diletakan diatas tempat-tempat bertelur para ayam.
Setelah mengulang lagi ritual percintaan, membuat sarang baru dan bertelur lagi, akhirnya pasangan burung dara tersebut pun mulai lagi mengerami telur-telur mereka secara bergantian dimana sang burung dara betina mengerami saat malam hari dan sang burung dara jantan mengerami telur-telur mereka di siang hari.
Sekitar 19 hari kemudian, sebutir telur burung dara tersebut menetas, yang kemudian disusul telur kedua esok harinya yang juga menetas.
Rupanya sang burung dara betina juga suka menjaga kebersihan badannya ya. Tanpa sengaja, setelah turun hujan yang cukup deras, aku melihat sang burung dara betina sedang mandi di sebuah kubangan air kecil yang ada di dalam kandang ya.
Akhirnya aku pun menyediakan wadah air yang cukup besar untuk tempat minum dan sekalian tempat mandi sang burung dara. Sebelumnya, mungkin karena sang burung dara ingin mandi, dan tidak ada tempat selain tempat minumnya yang kecil saja yang ada, maka seringkali tempat minumnya aku temukan dalam keadaan kosong ya. Mungkin sang burung dara berusaha mandi di tempat minum tersebut dan akhirnya menumpahkan semua airnya.
Walaupun pintu kandang ayam akhirnya dilepas sehingga para burung dara bisa bebas keluar masuk, dan para ayam dimasukan ke dalam kandang-kandang yang lebih kecil, tetapi ternyata sang burung dara betina yang sepertinya kebagian untuk mengurus para balita nya di malam hari, lebih suka untuk nyelonong masuk ke dalam rumah dibandingkan mencari makan di halaman atau luar rumah ya. Dan hal ini menjadi gangguan yang lebih besar dibanding jika para ayam yang nyelonong masuk ke dalam rumah karena burung dara bisa terbang, lebih berani dengan orang dan kalo masuk langsung menuju ke dapur. Hal ini akhirnya menjadi salah satu pertimbangan untuk rencana nanti akan melepas kembali burung-burung dara tersebut setelah anak-anaknya sudah bisa mandiri ya.
Penampakan anak-anak burung dara pada usia 1 minggu.
Foto keluarga burung merpati di halaman belakang saat anak-anaknya berusia sekitar 10 harian.
Perkembangan sang piyik burung dara dalam 2 minggu kehidupannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar