05 Maret 2019

Si Ayam Arab Yang bukan dari Arab

Ada seorang tetangga yang mendapatkan pemberian seekor ayam arab betina dari sebuah yayasan pendidikan islam yang ada disekitar tempat tinggalnya. Karena tidak ingin memeliharanya, ayam arab betina tersebut hendak dipotong. Karena tertarik, mamanya dai n yas lalu mencoba menawarkan untuk menukarnya dengan seekor ayam negeri yang ada di halaman belakang sehingga akhirnya si ayam arab betina tersebut pun berpindah tangan dan mulai menjadi penghuni dunia ayam di halaman belakang.

Si ayam arab betina yang ternyata masih takut dengan kehadiran orang didekatnya itu akhirnya dijadikan satu kandang dengan seekor ayam jago kate yang sudah ada lebih dahulu di halaman belakang.

Menurut mbah wiki, ayam arab itu ternyata bukan berasal dari arab loo!! Ternyata ayam arab sebenarnya merupakan keturunan dari ayam brakel kriel-silver dari Belgia. Di Indonesia dikenal dengan nama ayam arab karena dua hal, yaitu pertama karena ayam arab jantan memiliki daya seksual yang tinggi, dan yang kedua adalah dibawa masuk ke Indonesia melalui telurnya oleh orang-orang yang pulang dari ibadah haji di Mekah. 

Secara genetik, ayam arab tergolong galur ayam buras yang unggul, karena memiliki kemampuan produksi telur yang tinggi, bisa mencapai 250-260 butir per tahun dengan berat telur 40-45 gram. Sayangnya babon ayam arab betina tidak memiliki sifat mengeram. Ayam arab memiliki warna kulit yang kehitaman dan daging yang lebih tipis dibandingkan dengan ayam buras biasa sehingga dagingnya kurang disukai masyarakat. Oleh sebab itu kebanyakan masyarakat memanfaatkan ayam arab untuk menghasilkan telur bukan daging.

Alhamdulillah..belum sampai 2 minggu tinggal di halaman belakang, si ayam arab betina yang ditaruh di kandang bersama si ayam jago kate mulai selasa ini bertelur...kira-kira berapa banyak nanti telurnya ya???

Perbandingan antara telur ayam ras (65 gr), telur ayam arab (41 gr) dan telur ayam kate (27 gr).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar