Cerita Ayam (di halaman belakang)
Alkisah ada sepasang ayam kate yang tinggal di halaman belakang rumah di Jonggol, Bogor Timur, Jawa Barat. Sepasang ayam kate tersebut merupakan pemberian seorang tetangga di Pasar Rebo, Jakarta Timur, DKI Jakarta. Sayangnya sang ayam jago kate pasangannya akhirnya mati karena sakit sehingga akhirnya sang ayam babon kate pun hidup sendirian saja di halaman belakang tersebut. Pada suatu hari sang ayam babon kate pun mulai bertelur. Karena tak ada jagonya, maka telur ayam kate yang dihasilkan pun sudah pasti tidak akan ada dapat menetas. Oleh karena itu, akhirnya sang ayam babon kate pun diberikan 2 butir telur ayam kampung sebagai ganti telur-telurnya agar dapat dierami. Sayangnya kedua ekor anak ayam yang menetas dari telur-telur ayam kampung tersebut tidak dapat hidup sampai besar. Mereka sakit dan mati pada usia beberapa minggu saja. Karena kemudian pintu halaman belakang mulai sering dibuka, akhirnya ayam-ayam yang suka berkeliaran disekitar halaman belakang pun mulai masuk ke dalam halaman belakang untuk mencari makan. Kemolekan dan suara merdu sang ayam babon kate penghuni halaman belakang ternyata juga mengundang para ayam jago pencari cinta untuk mengadu keberuntungan mereka. Salah satunya adalah seekor ayam jago kate yang benar-benar ‘jagoan’. Walaupun bertubuh lebih kecil, tetapi sang ayam jago kate tersebut ternyata mampu mengalahkan dan mengusir ayam-ayam jago kampung yang bertubuh lebih besar keluar dari halaman belakang. Sang ayam babon kate yang juga memang sedang mencari cinta, dengan malu-malu kucing dan jinak-jinak merpati, akhirnya menerima juga cinta sang ‘jagoan’ kate. Setelah itu mereka pun menjalani kehidupan cinta yang tak terpisahkan. Sang ayam babon kate yang sebelumnya tidak pernah mencari makan diluar, pelan-pelan mulai mengikuti sang ayam jago kate berpetualang ke dunia di luar halaman belakang. Hanya ketika hari menjelang sore lah baru mereka akan berpisah. Sang ayam babon kate pulang kembali ke halaman belakang, dan sang ayam jago kate juga kembali ke tempat peristirahatannya. Sang ayam jago kate yang ternyata cukup perhatian, ikut masuk mengantar dan menunggu didalam kandang ketika sang ayam babon kate mulai bertelur. Dari 6 telur yang dierami sang ayam babon kate dari hasil percintaannya dengan sang ayam jago kate, sementara beberapa telur lainnya berakhir di penggorengan, akhirnya menetaslah 4 ekor anak ayam kate yang lucu-lucu. Sayang satu ekor anak ayam hilang ketika usianya baru beberapa hari saja, sementara yang tersisa ternyata adalah 2 ekor jantan dan seekor betina.
Beberapa waktu kemudian, ketika anak-anak ayam kate mulai bertambah besar, kedua ekor anak ayam jantan mulai sakit dan akhirnya mati sehingga akhirnya hanya tinggal si betina cilik dengan induknya, sang ayam babon kate, di halaman belakang, ditambah dengan ‘stok daging’, seekor ayam negri (ayam ras) jago muda yang datang belakangan. Sang ayam jago kate yang tidak tinggal di halaman belakang, setiap hari datang berkunjung menengok sang ayam babon kate dan anaknya, si betina cilik. Kadang sang ayam jago kate tersebut menggoda sang ayam babon kate, atau bermain dengan si betina cilik. Sungguh seekor ayam jago kate yang penuh perhatian dan penyayang ya . Ketika si betina cilik mulai agak besar, sang ayam jago kate yang tampaknya sudah dapat menahan hasratnya lagi, mulai lebih intensif mendekati si molek ayam babon kate dan mulai mengajak sang babon untuk mulai bercinta lagi...dan lagi...dan lagi... Rupanya hubungan percintaan yang kembali berulang antara sang ayam babon kate dengan sang ayam jago kate itu akhirnya mulai mempengaruhi mood sang babon. Si betina cilik yang masih ingin dekat dengan induknya itu akhirnya mulai dijauhi dan dipatuki oleh sang induk yang sudah tidak ingin lagi diikuti olehnya.Akhirnya sang betina cilik pun dipisahkan dari induknya untuk kebaikan dirinya. Dari percintaan yang kedua antara sang ayam babon kate dengan sang ayam jago kate, akhirnya menetaslah 3 ekor anak ayam kate lagi. Dan kali ini, untuk menjaga kesehatan para anak ayam kate tersebut, mereka menghabiskan minggu-minggu pertama hidupnya didalam kandang saja bersama induknya.
Ketiga anak ayam kate tersebut, 2 ekor jantan dan seekor betina, akhirnya tumbuh sehat hingga remaja. Dan lagi-lagi sang induk, si molek ayam babon kate kembali terlibat percintaan. Namun kali ini bukan lagi dengan si ayam jago kate yang ternyata belakangan tidak terlihat lagi di sekitar halaman belakang. Tampaknya sang ayam babon kate mulai bercinta dengan salah seekor ayam jago kampung yang ada disekitar halaman belakang ya. Sesuartu yang tidak terpikirkan sebelumnya hehe.
Karena saat itu tidak ada yang sedang berminat dengan telur-telur sang ayam babon kate, akhirnya ke-sembilan butir telurnya dibiarkan saja disarangnya untuk dierami oleh sang babon. Namun ternyata 9 butir telur itu terlalu banyak untuk dapat dierami dengan baik oleh sang babon. Selama masa pengeraman, saat ditengok, ternyata selalu ada sebutir telur yang tersisihkan ya . Ketika sang induk, ayam babon kate, mulai mengerami telur-telurnya untuk yang keempat kalinya, si betina cilik yang mulai dewasa semakin menunjukan kecantikan dan kemolekannya. Ketika akhirnya saat penetasan pun tiba, ada 2 ekor anak ayam baru yang menetas pada hari pertama, dan 2 ekor lagi menetas pada hari kedua. Ketika sang ayam babon kate mulai keluar dari tempat pengeraman bersama anak-anak barunya, ternyata ada sebutir telur lagi yang menetas belakangan. Karena sang ayam babon kate tampaknya saat itu tidak mau mendekati sang anak ayam yang masih basah karena baru menetas tersebut, sibuk dengan keempat anak ayam yang telah menetas sebelumnya, akhirnya si bontot pun dipindahkan ke tempat yang lebih hangat, menjadi anak lampu untuk sementara . Untunglah kemudian sang babon mau menerimanya ketika si bontot yang bulu-bulunya sudah mulai mengering disodorkan kembali kepadanya. Tak lama kemudian, si betina cilik yang telah menjadi seekor ayam kate betina dewasa yang bahenol tiba-tiba mulai bertelur. Entah apakah ia telah terlibat percintaan dengan ayam jago kampung sebagaimana yang terjadi pada induknya sebelumnya atau tidak, yang pasti jumlah telur-telurnya ternyata lebih banyak dari sang induk, mencapai total 12 butir.Sementara itu ketiga adik pertamanya sudah mulai terlihat semakin dewasa saja. 2 ekor dibiarkan tetap sekandang, sementara seekor lagi terpaksa harus dipindahkan untuk menghindarinya dari perkelahian dengan sesama saudaranya sendiri. Walaupun demikan, sang ayam jago kate muda yang dipisahkan tersebut tidak benar-benar sendiri. Ada seekor ayam jambul (ayam poland) muda yang menjadi temannya. Seekor ayam jambul betina muda yang kesepian karena ayam jambul jantan muda temannya telah mati. Sementara itu adik-adik keduanya tampaknya tumbuh menjadi ayam-ayam yang besar, tidak kate, seperti halnya ayam jago kampung yang terlibat percintaan dengan sang induk, si ayam babon kate. Hanya seekor saja yang terlihat bertubuh lebih kecil dari lainnya. Mungkin itu adalah si bontot kali ya. 3 minggu kemudian, ternyata dari 8 butir telur yang dibiarkan untuk dierami oleh si betina cilik yang sudah tidak cilik lagi itu, tidak satu pun ada telur yang menetas. Sepertinya tidak satupun ayam jago kampung yang sebelumnya terlihat berusaha mendekatinya dapat meraih cintanya. Mungkin lain kali akan ada yang berhasil…mungkin…entahlah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar