Polimorfisme pada belalang Atractomorpha crenulata
Polimorfisme dalam biologi terjadi ketika ada suatu jenis hewan yang mempunyai 2 atau lebih bentuk yang berbeda yang terjadi pada lingkungan yang sama dan pada saat yang bersamaan.
Belalang dari jenis Atractomorpha sp. ternyata mempunyai polimorfisme warna tubuh (body-color polymorphism) yang terjadi karena tingginya suhu udara pada musim kemarau. Karena belalang ini mempunyai beberapa generasi yang mungkin menetas pada saat suhu udara yang berbeda, maka akhirnya bisa terdapat belalang dengan warna yang berbeda pada lingkungan yang sama dan pada saat yang bersamaan seperti yang terjadi di halaman belakang rumah di Jonggol (Bogor-Jawa Barat) beberapa waktu lalu.
1. Belalang dengan warna berbeda kawin (hari pertama)
Jeprat jepret Canon IXY DIGITAL 510 IS – 26 Oktober 2014Tingginya suhu udara pada musim kemarau ternyata dapat mengakibatkan terjadinya perubahan warna pada belalang Atractomorpha crenulata yang menetas saat itu. Menjelang akhir Oktober 2014, aku melihat ada belalang jantan berwarna coklat yang sedang kawin dengan betina berwarna hijau.
2. Menjaga sang betina di hari ke-2
Jeprat jepret Canon IXY DIGITAL 510 IS – 27 Oktober 2014Esok paginya, pasangan itu masih dalam posisi kawin (gb. atas). Menjelang siang, ketika perkawinan telah berakhir, sang jantan tetap di punggung sang betina untuk menjaganya dari gangguan pejantan lain yang mungkin ingin mencoba mengawininya seperti yang kemudian aku lihat pada siang dan sore harinya (gb bawah).
Saat sore harinya, di bagian lain dari halaman belakang rumah, si bungsu Ilyasa, yang baru berusia 2 tahun, berteriak-teriak memberitahukan bahwa ada belalang di dekatnya. Ketika aku periksa, ternyata ada pasangan belalang lain yang juga sedang kawin. Ketika kemudian aku periksa lagi, ternyata saat itu sedang terjadi perkelahian di atas punggung si betina. Namun akhirnya belalang pengganggu berhasil ditendang dan diusir pergi.
3. Menjaga sang betina di hari ke-3
Jeprat jepret Canon IXY DIGITAL 510 IS – 28 Oktober 2014Esok paginya, pada hari ke-3, aku melihat sudah terjadi perkelahian pagi itu. Namun belalang pengganggu kembali berhasil diusir pergi. 2 jam kemudian setelah itu, kembali sang belalang jantang pengganggu mencoba untuk merebut sang betina, namun lagi-lagi ia kembali berhasil diusir.
4. Menjaga sang betina di hari ke-4
Jeprat jepret Canon IXY DIGITAL 510 IS – 29 Oktober 2014Pada hari ke-4, pasangan belalang coklat dan hijau itu masih saja tetap bersama. Saat itu aku lihat belalang jantan pengganggu mulai datang saat hari menjelang siang. Namun lagi-lagi usaha gagal. Setelah itu menjelang sore hari ia pun mencoba lagi usahanya namun kembali berhasil diusir.
Dari beberapa kali melihat sebelumnya, memang jarang sekali ada belalang pengganggu yang berhasil merebut belalang betina yang sedang kawin. Dan ketika berhasil, belum tentu juga nanti sang betina mau menerimanya. Biasanya ia akan ditendang dan diusir oleh sang betina sendiri. Aku baru sekali saja melihat ada belalang pengganggu yang berhasil merebut dan kemudian berhasil juga mengawini belalang betina yang berhasil direbutnya itu.
Ketika sang betina sudah merasa cukup dengan penjagaan yang ada, menjelang sore, ia mulai berusaha mengusir sang jantan coklat dengan cara menendang-nendangkan kaki belakangnya ke arah sang jantan yang ada di punggungnya. Walau berhasil di usir, tetapi sang jantan coklat masih berusaha untuk kembali naik ke punggung betina. Sementara itu belalang jantan pengganggu tidak mau ketinggalan, Ia juga segera mendatangi sang betina.
Karena posisi yang lebih baik, akhirnya sang jantan coklat berhasil lebih dahulu naik kembali ke punggung sang betina. Sang belalang pengganggu yang sudah berada cukup dekat tidak mau mengalah. Ia pun melompat juga ke atas punggung sang betina sehingga akhirnya terjadilah perkelahian diantara mereka dan sang jantan pengganggu kembali dapat diusir. Namun setelah itu, sang jantan coklat pun kembali diusir oleh sang betina.
5. Saatnya berpisah (hari ke-5)
Jeprat jepret Canon IXY DIGITAL 510 IS – 30 Oktober 2014Esoknya, di hari ke-5, sang betina sudah sendirian saja sejak pagi. Sang jantan coklat yang masih berada di sekitarnya, ternyata masih terlihat mencoba untuk kembali menaiki sang betina namun kembali berhasil diusir. Menjelang siang, aku sudah tidak lagi melihat keberadaan sang betina, entah pergi kemana ia.. mungkin mencari tempat untuk bertelur…atau mungkin mencari pejantan lain hehehe
Referensi:
- Wikipedia, Polymorphism (biology) (en.wikipedia.org/wiki/Polymorphism_%28biology%29)
- Wiley Online Library, Entomological Science Volume 11, Issue 1, March 2008, Effects of temperature on body color change in the grasshopper Atractomorpha lata (Orthoptera: Pyrgomorphidae) with reference to sex differences in color morph frequencies (onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1479-8298.2007.00256.x/abstract)
begitulah seharusnya suami menjaga istri... euh...
BalasHapusbetul..betul..betul...si coklat itu memang tidak seperti kebanyakan jantan lain yang biasanya cuma cari senang aja, atau cuma sebentar aja ngejagain gacoannya...tapi si coklat ini ga bosen2 malah sampe betinanya yang bosen dijagain hehehe
Hapus