Dokumentasi saat ulat menjelang dan sesudah menjadi kepompong, dan saat ngengat menjelang dan sesudah menetas.
Privet Hawk Moth (Psilogramma menephron)
Phylum: Arthropoda Latreille, 1829 – arthropods
Class: Insecta Linnaeus, 1758 – insects
Order: Lepidoptera Linnaeus, 1758 – moths, butterflies
Family: Sphingidae Latreille, 1802 - "hawk moths
Genus: Psilogramma Rothschild & Jordan, 1903
Species: Psilogramma menephron (Cramer, 1780)
Sphinx menephron Cramer, [1780]
Sphinx menephron discistriga Walker, 1856
Psilogramma melanomera (Butler, 1875)
Ulat di pohon kenanga
Menjelang akhir musim panas, pada September 2014, ada seorang tetangga depan rumah yang memberitahukan bahwa ada ulat di pohon kenanga (Cananga odorata) yang ada di depan rumahnya. Karena ukurannya sudah cukup besar dan sepertinya tidak lama lagi akan menjadi kepompong, akhirnya ulat tersebut aku bawa ke rumah untuk diamati.
(baca : Perkenalan pertama dengan Psilogramma sp.)
Ulat yang aku dapatkan dari pohon kenanga milik tetangga depan rumah tersebut ternyata pada malam harinya mengalami perubahan warna, dan akhirnya keesokan paginya ulat itu masuk ke dalam tanah untuk menanti proses menjadi kepompong.
Ulat pertama yang aku dapatkan saat itu mempunyai ekor yang berwarna coklat ya (gb. atas). Beberapa hari kemudian, aku mendapatkan lagi 2 ekor ulat dari jenis dan pohon kenanga yang sama. Dari 2 ulat itu, salah satunya mempunyai ekor yang berwarna putih (gb. bawah, kiri) dimana hal itu baru aku sadari beberapa waktu kemudian. Sementara ulat yang satunya lagi mempunyai ekor berwarna coklat (gb. bawah, kanan).
Ulat berubah warna menjelang jadi kepompong
Rupanya menjelang menjadi kepompong, ulat-ulat itu berubah warna, dimana sepertinya perubahan itu dimulai dari bagian ekor ya. Gb. atas menunjukan ulat yang sama namun pada waktu yang berbeda, sementara pada gb. bawah, pada ulat lainnya, terlihat perubahan warna yang terjadi saat ulat masih mencari makan.
Walau warna tubuh mulai berubah, ulat masih terus saja mencari makan sampai akhirnya ia kenyang. Setelah itu barulah ulat mulai mencari tempat untuk berdiam diri. Yang menarik, setelah berdiam diri selama beberapa menit, tiba-tiba sang ulat mulai melumuri sebagian tubuhnya dengan cairan yang dikeluarkan dari mulutnya. Setelah itu ulat kembali berdiam diri lagi beberapa saat sebelum akhirnya mulai melumuri sisa tubuhnya yang lain.
Setelah seluruh tubuhnya telah dilumuri oleh cairan dari mulutnya, ulat berdiam diri lagi dan kali ini untuk waktu yang cukup lama, sampai proses perubahan warnanya selesai. Setelah itu, ulat turun dari pohon untuk mencari tempat tersembunyi untuk menjadi kepompong. Salah seekor ulat yang sempat aku lihat saat sedang turun, ternyata masuk ke dalam tanah yang aku sediakan, sementara yang lainnya kemudian pergi entah kemana.
Ulat menjadi kepompong di dalam tanah
Setelah sekitar 1 hari lebih, ketika aku periksa, ternyata ulat tersebut belum menjadi kepompong. Begitu juga pada hari ke-2. Pada hari ke-3, ketika aku memeriksanya saat menjelang subuh, barulah aku menemukannya telah menjadi kepompong.
Kepompong yang berukuran sekitar 6x1,5 cm tersebut ternyata memerlukan waktu 2 minggu untuk menetaskan ngengatnya ya. Pada hari ke-14, aku melihat warna kepompongnya mulai menjadi lebih gelap. Hal ini menandakan bahwa ngengatnya akan menetas pada esok harinya. Esok harinya, saat hari mulai malam, aku pun mengeluarkan kepompong tersebut dari lubangnya dan meletaknya di tempat yang terbuka agar mudah diamati.
Akhirnya sang ngengat pun menetas
Akhirnya pada hari ke 15 ngengatnya siap untuk menetas. Karena proses-proses yang terjadi sebelumnya selalu berlangsung pada malam hari, maka aku pun memperkirakan bahwa ngengatnya juga akan menetas pada malam hari ya.
Malam itu, sambil menjaga toko, aku sesekali mengamati keadaan kepompong tersebut. Namun sampai toko tutup, ngengatnya belum juga menetas. Dan kemudian ketika aku sedang beres-beres, ternyata ngengatnya malah menetas. Untung saja saat itu aku sempat melihatnya.
Ngengat yang baru menetas itu merayap terburu-buru di tanah, berusaha mencari tempat untuk berpegangan. Akhirnya aku pun meletakannya pada pohon cabe kecil yang sebelumnya potnya aku jadikan tempat untuk meletakan kepompongnya. Ngengat tersebut akhirnya memanjat dan berdiam diri di suatu tempat sambil menunggu tubuh barunya siap digunakan. Esok paginya, ngengat tersebut sudah tidak ada lagi, terbang entah kemana.
Setelah mencari referensi melalui internet, akhirnya dapat juga informasi mengenai ngengat ini ya. Ternyata ngengatnya berasal dari jenis Privet Hawk Moth (Psilogramma menephron). Ngengat ini dapat mempunyai rentang sayap antara 82-138 cm. Selain di Indonesia, ngengat ini juga dapat ditemukan antara lain di Sri Lanka, India, Nepal, China, Thailand, Vietnam dan Filipina.
Referensi:
- Aus-Lep, Psilogramma menephron (Cramer, 1780) (http://www.aus-lep.com/ThumListFam/Sphinghidae/Sphinginae/tn_psilogramma%20menephron.htm)
- Biolib, Privet Hawk Moth Psilogramma menephron (Cramer, 1780) (http://www.biolib.cz/en/taxonposition/id624767/)
- Wikipedia, Psilogramma menephron (http://en.wikipedia.org/wiki/Psilogramma_menephron)
proses yang bagus
BalasHapusMenarik,sabar dan rajin.
BalasHapus