Tanggal: 3 Februari 2013
Kamera: Canon IXY DIGITAL 510 IS
Lokasi: Halaman belakang rumah di Jonggol, Bogor Timur
Karena Papa sudah meninggal, akhirnya mobilnya dipakai adikku, yang merupakan seorang perwira TNI AU, selama ia bertugas di Jakarta. Tenda untuk menaungi tempat parkir mobil yang ada di halaman belakang rumah di Jonggol akhirnya aku bongkar atapnya. Tiang-tiang penyangganya aku biarkan tetap terpasang dan beralih fungsi menjadi tiang-tiang jemuran.
Pada suatu pagi, saat melewati salah satu tiang tersebut, aku melihat ada sepasang lalat rumah yang sedang kawin. Ini merupakan suatu hal yang sudah sering aku lihat ya, sehingga pada awalnya aku tidak tertarik untuk memotretnya. Tetapi karena saat itu aku sedang sendiri saja, tempat cuci motor sedang tutup karena pekerjanya mau refresing dulu, akhirnya aku ambil juga kamera peninggalan almarhumah adikku dan mulai mencari posisi yang cukup enak untuk melakukan sesi pemotretan serangga kawin pada hari itu
Setelah beberapa kali memotret, aku mencoba untuk meletakan salah satu jariku di dekat pasangan lalat rumah yang sedang kawin itu untuk dijadikan sebagai perbandingan untuk mengetahui seberapa besar ukuran lalat rumah itu. .Biasanya sih lalat-lalat itu akan merasa terganggu dan akan segera terbang menjauh. Jadi aku harus bisa memanfaatkan waktu yang singkat itu untuk dapat mengambil fotonya.
Tapi rupanya ada yang berbeda kali ini. Pasangan lalat itu sepertinya tidak terlalu ternganggu dengan kehadiran jariku di dekatnya ya. Malah sang lalat betina yang sedang menggendong lalat jantan itu sempat naik ke jariku sebelum akhirnya mereka terbang menjauh karena aku menggerakan jariku terlalu kuat
Kejadian yang tidak biasa itu membuatku jadi tertantang itu dapat mencobanya lagi. Kebetulan pasangan lalat itu hinggap di tempat yang tidak terlalu jauh dari tempat semula mereka hinggap. Akhirnya dengan perlahan-lahan aku mencoba untuk membuat pasangan lalat kawin itu mau lagi naik ke jariku…dan akhirnya berhasil!!! Wah senangnya
Walau tidak lama mereka berada dijariku, sebelum akhirnya terbang lagi setelah berhasil diambil fotonya beberapa kali, tetapi hal itu sudah membuatku sangat senang. Kalau ada kesempatan lagi, sepertinya hal ini bisa dicoba untuk dilakukannya lagi ya
Lalat rumah merupakan salah satu serangga yang sangat luas penyebarannya di dunia. Sekitar 90% dari jenis lalat yang ada disekitar lingkungan manusia merupakan lalat rumah. Jadi tidak mengherankan jika di halaman belakang rumah di Jonggol juga banyak terdapat lalat ini ya.
Lalat rumah dewasa bisa mempunyai panjang 8-12 mm. Thoraks-nya berwarna abu-abu dengan 4 garis hitam memanjang di punggungnya. Seluruh tubuhnya dipenuhi bulu-bulu yang mencuat keluar. Lalat rumah betina berukuran lebih besar dibanding jantan, dan juga mempunyai jarak antar mata yang lebih lebar.
Secara alami, masa hidup lalat rumah berlangsung hanya sekitar 2 minggu sampai dengan 1 bulan saja. Setelah keluar dari kepompong, lalat berhenti tumbuh. Jika ada lalat rumah yang berukuran kecil, itu bukan karena lalatnya masih muda, tetapi hal itu bisa terjadi karena kurangnya makanan yang diperoleh pada tahapan larva.
Sekitar 36 jam setelah keluar dari kepompong, lalat rumah betina siap untuk kawin. Lalat jantan akan naik ke punggungnya dari belakang untuk menyuntikan spermanya. Perkawinan lalat rumah dapat terjadi antara beberapa detik sampai dengan beberapa menit. Biasanya lalat rumah betina hanya kawin satu kali saja. Ia akan meyimpan sperma lalat jantan dan akan digunakannya saat ia akan bertelur nanti dalam beberapa kali kesempatan. Semasa hidupnya, lalat rumah betina dapat bertelur sampai 500 butir, dimana dalam 1 kali kesempatan ia bisa bertelur antara 75-150 butir.
Akhirnya berhasil juga membujuk pasangan lalat rumah yang sedang kawin untuk hinggap di jariku
Untuk membedakan lalat jantan dengan betina, caranya adalah dengan memperhatikan jarak antara mata merahnya. Jarak antara mata pada lalat betina lebih lebar dibanding pada lalat jantan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar