Sejak mempunyai HP berkamera, Sony Ericsson k800i, hadiah perkawinan dari Papa (almarhum) pada sekitar pertengahan tahun 2008, aku jadi mempunyai hobi baru, yaitu memotret.
Awalnya yang menjadi obyek foto adalah istri dan bunga-bunga yang ada di halaman rumah di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Saat itu memotret serangga hanya dilakukan sambil lalu saja, karena memang tidak banyak jenis serangga yang dapat ditemui di sekitar rumah di Pasar Rebo.
Namun sejak berhenti bekerja dari tempat fitness dan mulai tinggal di Jonggol, Bogor Timur, menemani dan membantu Papa (almarhum) mengurus usaha cuci motor dan toko kecilnya, perlahan-lahan memotret serangga menjadi salah satu aktifitas utama pengisi waktu senggang.
Saat itu halaman belakang rumah di Jonggol banyak ditumbuhi tanaman liar dan dihuni aneka jenis serangga. Dari sekedar iseng mengisi waktu luang, akhirnya lambat laun aku malah mulai meluangkan waktu untuk mengamati dan memotret serangga-serangga yang ada di halaman belakang tersebut. Perlahan-lahan tanpa aku sadari, akhirnya serangga telah menjadi salah satu obyek fotoku yang utama, mengalahkan obyek-obyek foto lainnya.
Beberapa kali HP Sony Ericsson k800i-ku sempat rusak, tetapi lalu diperbaiki kembali. Namun akhirnya ketika ia rusak kembali dan mati total pada saat menjelang akhir tahun 2012, setelah Papa meninggal, akhirnya aku membiarkannya saja setelah usaha untuk memperbaikinya sendiri tidak membuahkan hasil.
Halaman samping dan sebagian tanaman yang ada di teras atas rumah di Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Halaman belakang rumah di Jonggol, Bogor Timur, saat masih ditumbuhi tanaman liar dan menjadi tempat tinggal bagi banyak serangga.
Karena HP sudah rusak dan mati, akhirnya aku mulai beralih menggunakan kamera digital peninggalan Papa (almarhum) untuk kegiatan memotret serangga. Selama beberapa bulan aku sempat menggunakan kamera Canon DIGITAL IXUS 950 IS sampai akhirnya kamera itu rusak karena tanpa sengaja diduduki oleh si kecil Daisuki. Saat itu aku sedang naik mobil sambil memangku si kecil Daisuki, sementara kamera itu ada di dalam kantong celana. Jadi hampir sepanjang perjalanan, tanpa sadar, kamera itu diduduki oleh Daisuki sehingga akhirnya titik fokusnya menjadi tidak benar lagi.
Setelah itu aku beralih menggunakan kamera digital Canon IXY DIGITAL 510 IS peninggalan almarhum adik perempuanku yang meninggal setahun setelah kematian Papa. Karena hasil foto dari kamera ini lebih baik di banding kamera peninggalan Papa (almarhum), akhirnya kamera inilah yang aku pakai sampai sekarang untuk kegiatan memotret serangga dan lainnya.
Dari kegiatan mengamati dan memotret serangga, aku mendapat banyak pengalaman yang menarik. Beberapa foto serangga yang berhasil aku buat pun akhirnya aku jadikan sebagai artikel pada beberapa blog yang aku buat.
Dengan semakin banyak dan beragamnya jenis serangga yang berhasil aku dapatkan fotonya, akhirnya aku merasa perlu untuk mengumpulkan dan membuat catatan mengenai serangga-serangga tersebut pada satu tempat saja agar nantinya mudah bagiku untuk mengenalinya jika menemukannya kembali. Dengan alasan itu, akhirnya dibuatlah blog Insectiara ini.
Semoga blog ini, dengan segala kekurangannya, dapat sedikit bermanfaat dalam menumbuhkan kecintaan akan serangga dan juga lingkungan alam di sekitar kita.
Jakarta, 27 Februari 2013
Doddy Estiara
Selamat siang mas,
BalasHapusMohon infonya dimana ya kita bisa menemukan Kupu-Kupu Gajah (selain di Museum Serangga yg di TMII). Kalau boleh tolong share ya..
Matur nuwun...
Salam,
~eni
Email : jenk_poetrie@yahoo.com - 08174866320.
kalau di jonggol sih biasanya ulat dan ngengatnya bisa dijumpai di kebun-kebun kecapi atau kebun jati ya dimana daun-daun pohon tersebut merupakan salah satu makanan ulat-ulatnya.
Hapus