Pada suatu hari aku mulai melihat lagi adanya nimfa-nimfa belalang kayu (Valanga nigricornis) yang berkeliaran di halaman belakang rumah di Jonggol, Bogor Jawa Barat. Nimfa-nimfa tersebut berada di beberapa tanaman, seperti di pohon kersen (a), rerumputan (b) dan pohon kenikir (c), dan memakan daun-daun tanaman tersebut.
Sepertinya karena cuaca yang cukup panas di musim kemarau saat itu, sebagian nimfa belalang kayu tersebut, setelah beberapa kali mengalami proses ekdisis atau berganti kulit, mulai mengalami perubahan warna. Proses perubahan warna ini merupakan hal yang pertama kali aku lihat terjadi di halaman belakang ya. Biasanya nimfa-nimfa yang ada di halaman belakang itu selalu berwarna hijau sampai akhirnya nanti menjadi belalang kayu dewasa. Selain faktor suhu udara, perubahan warna pada nimfa belalang kayu katanya juga dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tempat dimana mereka tinggal ya.
Selain memakan daun kersen, rumput dan daun kenikir, beberapa ekor nimfa akhirnya berpindah ke pohon jambu batu dan memakan daunnya (a). Selain itu, ada juga nimfa yang aku lihat memakan daun lengkuas (b) dan juga daun katuk yang ditanam istri. Sebelumnya, ketika di halaman belakang masih ada pohon pepaya dan kapas, para nimfa belalang kayu juga pernah terlihat memakan daun-daun tanaman tersebut ya.
Tidak berapa lama sejak para nimfa belalang kayu tersebut mulai bermunculan di halaman belakang rumah di Jonggol (Bogor), proyek renovasi rumah Mama yang ada di Pasar Rebo (Jakarta Timur) dimulai. Jadi karena sejak itu aku harus bolak balik dari Jonggol ke Pasar Rebo dan sebaliknya, maka akhirnya aku pun tidak dapat mengamati perkembangan para nimfa belalang kayu tersebut dengan baik. Beberapa ekor belalang kayu dewasa yang akhirnya berhasil aku jumpai, sempat tinggal beberapa waktu di halaman belakang sebelum akhirnya terbang keluar entah kemana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar