03 Oktober 2013

Polimorfisme pada (Perkawinan) Belalang Atractomorpha crenulata

Tanggal : 30 Oktober 2011
Kamera : Sony Ericsson k800i
Lokasi : Halaman belakang – Jonggol, Bogor, Jabar

Pada suatu siang, di akhir musim panas yang cukup panjang dan di awal musim hujan 2011, ketika sedang memeriksa halaman belakang, aku melihat ada sepasang belalang yang sedang kawin di daun bayam kakap.

Melihat belalang kawin di halaman belakang pada saat itu bukanlah suatu hal yang aneh dan luar biasa karena memang pada saat itu ada cukup banyak populasi belalang yang tinggal di halaman belakang. Namun yang membuatku heran dan tercengang adalah ternyata belalang yang sedang kawin itu mempunyai warna yang berbeda. Belalang betinanya yang berwarna hijau aku kenali sebagai belalang Atractomorpha crenulata yang memang merupakan jenis belalang yang populasinya mendominasi halaman belakang. Namun belalang jantannya yang berwarna coklat merupakan jenis belalang yang baru kali ini aku lihat ada di halaman belakang.

Beberapa waktu kemudian, aku menemukan lagi kejadian yang hampir sama, yaitu perkawinan belalang dengan warna yang berbeda, di tempat yang tidak begitu jauh dari yang aku lihat sebelumnya. Hanya saja kali ini yang sedang kawin adalah belalang Atractomorpha crenulata jantan yang berwarna hijau dengan belalang betina berwarna coklat.

“Apa yang sedang terjadi ya?” tanyaku dalam hati setelah melihat kejadian yang tidak biasa ini. “Apakah aku baru saja melihat perkawinan belalang antara spesies yang berbeda atau apa?”


Perkawinan belalang Atractomorpha crenulata dengan warna yang berbedaPerkawinan belalang Atractomorpha crenulata dengan warna yang berbeda_2DSC02369DSC02370Belalang dengan warna yang berbeda sedang melakukan perkawinan di daun bayam kakap yang ada di halaman belakang rumah di Jonggol, Bogor Timur.


Perkawinan belalang Atractomorpha crenulata dengan warna yang berbeda_3Perkawinan belalang Atractomorpha crenulata dengan warna yang berbeda_4Pasangan belalang kedua dengan warna yang juga berbeda yang sedang kawin. Sayang cuaca yang mulai mendung saat itu membuat hasil fotonya menjadi kurang bagus.


Aku pun lalu meng-uplod salah satu foto belalang dengan warna yang berbeda yang sedang kawin itu ke facebook. Beberapa waktu kemudian, ternyata ada seorang teman di facebook yang memberitahukan bahwa, walaupun berbeda warna, belalang-belalang tersebut merupakan spesies yang sama. Teman tersebut memberitahu bahwa ada jenis belalang yang mempunyai kemampuan untuk melakukan “polimorfisme” ya. Wah sesuatu yang baru aku dengar nih. Akhirnya karena ingin tahu apa itu “polimorfisme”, aku pun mulai mencari informasinya melalui internet.

Menurut informasi yang terdapat di Wikipedia Indonesia, “polimorfisme” adalah kemampuan untuk untuk mempunyai 2 atau lebih bentuk (atau warna) yang berbeda dari suatu spesies yang sama, yang terjadi pada habitat yang sama dan dalam kurun waktu yang bersamaan, dan tergolong dalam populasi panmiktik (perkawinan acak).

Selain memberitahukan mengenai “polimorfisme”, teman tersebut juga memberikan sebuah link yang ternyata berisi sedikit informasi mengenai “body-color polymorphism” dari belalang Atractomorpha lata yang masih satu genus dengan belalang Atractomorpha crenulata.

Informasi tersebut menyatakan bahwa pada belalang Atractomorpha lata, suhu udara ternyata menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan warna tubuh belalang tersebut. Semakin tinggi suhunya, seperti yang terjadi pada musim panas saat itu, semakin tinggi pula kecendurangan untuk terjadinya perubahan warna belalang dari hijau menjadi coklat dimana frekuensi perubahan yang terjadi pada belalang betina ternyata lebih besar dibandingkan yang terjadi pada belalang jantan.

Mungkin apa yang terjadi pada belalang Atractomorpha lata yang menjadi obyek penelitian pada informasi yang aku dapat itu, juga terjadi pada belalang Atractomorpha crenulata yang tinggal di halaman belakang rumah ya, atau pada belalang lain yang pernah aku lihat mempunyai warna yang berbeda pada musim yang berbeda.

Aku merasa beruntung sekali bisa menyaksikan proses perkawinan belalang Atractomorpha cenulata yang mempunyai warna yang berbeda itu. Selain jadi mengetahui mengenai “polimorfisme”, mungkin proses perkawinan belalang itu sendiri juga nantinya tidak akan bisa dengan mudah aku temui lagi di halaman belakang setelah akhirnya istri dan anak-anakku ikut tinggal di rumah di Jonggol setelah kematian Papa pada pertengahan tahun 2011. Halaman belakang itu pada akhirnya nanti akan dibersihkan dan ditanami dengan sayuran dan tanaman lain.


Referensi:

  • Wikipedia, Polymorphism (biology) (en.wikipedia.org/wiki/Polymorphism_%28biology%29)
  • Wikipedia Indonesia, Polimorfisme (biologi) (id.wikipedia.org/wiki/Polimorfisme_%28biologi%29)
  • Wiley Online Library, Entomological Science Volume 11, Issue 1, March 2008, Effects of temperature on body color change in the grasshopper Atractomorpha lata (Orthoptera: Pyrgomorphidae) with reference to sex differences in color morph frequencies (onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1479-8298.2007.00256.x/abstract)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar