08 Juni 2013

Lalat ‘Common flesh fly’ (Sarcophaga carnaria) kawin

1. Foto pertama lalat sarcophaga carnaria kawin
Tanggal: 19 Desember 2008
Kamera: Sony Ericsson k800i
Lokasi: Pasar Rebo, Jakarta Timur, DKI Jakarta

Baru beberapa bulan ini aku memiliki hape berkamera sony ericsson k800i dan sedang belajar cara menggunakan kameranya untuk memotret obyek yang kecil seperti bunga dan serangga yang terdapat disekitar rumah. Hape tersebut merupakan pemberian dari almarhum Papa pada saat aku akan menikah pada akhir bulan Agustus 2008 yang lalu.

Biasanya yang menjadi obyek fotoku, selain orang-orang yang ada disekitarku, adalah bunga-bunga yang ada di halaman dan sekitar rumah. Kebetulan Mama termasuk salah seorang yang suka dengan tanaman sehingga banyak menanam pohon bunga dalam pot dan meletakannya di sekitar rumah.

Dengan adanya tanaman disekitar rumah, maka dengan sendirinya mengundang juga akan keberadaan beberapa jenis serangga. Sehingga pada akhirnya aku juga mulai memotret serangga-serangga tersebut.

Pada suatu siang menjelang sore, ketika aku ingin melihat-lihat tanaman dan bunga yang ada di samping rumah, istri yang baru saja mengangkat jemuran memberi tahu bawah ada pasangan lalat yang sedang kawin di pohon pandan yang ada di belakang rumah.

Wah kesempatan bagus ni untuk bikin foto serangga kawin. Apalagi aku memang belum pernah membuat foto lalat lagi kawin sebelumnya. Jadi segera saja aku menuju ke lokasi yang ditunjukan oleh istri dan mulai mengambil beberapa fotonya.

Saat pertama aku lihat, kedua lalat yang sedang kawin itu sedang diam saja ya. Tapi lama-kelamaan aku melihat bahwa kaki belakang sang lalat betina, yang ada di posisi bawah itu, mulai menendang-nendang ke belakang. Sementara sang lalat jantan tampak diam saja di posisinya.

Mungkin sang lalat betina itu sudah merasa “cukup” dengan perkawinan yang telah dilakukan, jadi tampaknya sedang berusaha untuk melepaskan diri dari sang lalat jantan.

Namun karena tampaknya sang lalat jantan belum mau mengakhiri perkawinan tersebut dan tetap saja diam di posisinya, akhirnya bukan cuma kaki belakang lalat betina saja yang menendang-nendang, tapi ia juga mulai bergerak kekiri dan kekanan hingga akhirnya tiba-tiba saja ia mulai melompat kesana kemari dan tampaknya berusaha untuk terbang. Tetapi karena posisinya tidak memungkinkannya untuk terbang, akhirnya ia cuma bisa melompat berpindah ke daun pandan lain yang berada didekatnya.

Sang lalat betina itu terus saja bergerak kesana kemari dan melompat-lompat, tampaknya ia sedang berusaha keras untuk bisa lepas dari sang jantan yang entah kenapa masih saja tidak mau pergi. Karena sang lalat betina terus saja melompat-lompat kesana kemari, akhirnya tiba-tiba saja mereka tergelincir dari atas daun pandan dan jatuh ke bawah ke rerumputan. Setelah itu aku tidak menemukan lagi keberadaan mereka. Mungkin pasangan lalat tersebut telah terpisah dan masing-masing telah terbang entah kemana.

Pada awalnya aku tidak tertarik untuk mencari tahu jenis lalat apa yang aku lihat sedang kawin itu. Tetapi seiring dengan semakin besar rasa keingintahuanku tentang serangga, akhirnya aku pun mulai mencari tahu tentang mereka.

lalat Sarcophaga carnaria kawin

lalat Sarcophaga carnaria kawin 02
Lalat kawin yang aku lihat di daun pandan yang ada di belakang rumah ternyata merupakan jenis lalat “flesh fly” dengan nama ilmiah Sarcophaga carnaria.

*****

2. Lalat Sarcophaga carnaria kawin di daun lidah buaya
Tanggal: 19 Agustus 2012
Kamera: Canon DIGITAL IXUS 950 IS
Lokasi: Depok, Bogor, Jawa Barat

Setelah beberapa tahun tidak pernah lagi melihat lalat Sarcophaga carnaria yang sedang kawin, akhirnya aku mendapat kesempatan lagi untuk melihatnya. Saat itu aku sedang berada di rumah nenek di Depok, Bogor, untuk berlebaran di sana.

Sebenarnya saat itu merupakan saat lebaran yang tidak terlalu menggembirakan yang terjadi untuk kedua kalinya dalam 2 tahun terakhir ini. Beberapa hari sebelum bulan Ramadhan datang, adik perempuanku yang sedang hamil meninggal dunia. Sementara setahun sebelumnya, juga beberapa hari menjelang bulan Ramadhan, Papa sudah terlebih dahulu meninggal dunia. Dan karena keduanya di makamkan di Depok, maka sejak hari lebaran pertama, Mama dan aku sekeluarga sudah berada di Depok.

Saat itu setelah selesai berziarah ke makam pada pagi hari, aku lalu berjalan-jalan di sekitar halaman depan rumah nenek, yang masih cukup luas dan ditanami oleh aneka tanaman, untuk melihat-lihat dan mencari obyek foto yang mungkin menarik.

Akhirnya di salah satu daun lidah buaya, aku melihat ada sepasang lalat Sarcophaga carnaria yang sedang kawin. Suatu kesempatan yang tidak bisa aku lewatkan begitu saja ya. Akhirnya dengan kamera saku peninggalan almarhum Papa, aku mengambil beberapa foto dari pasangan lalat kawin tersebut. Saat itu hape Sony Ericsson k800i-ku sudah rusak, mati total beberapa bulan setelah kematian Papa. Jadi setelah itu untuk kegiatan memotret, aku beralih menggunakan kamera peninggalan Papa.

lalat Sarcophaga carnaria kawin di daun lidah buaya

lalat Sarcophaga carnaria kawin di daun lidah buaya 02
Sebenarnya lalat Sarcophaga carnaria yang sedang kawin ini, posisinya menghadap ke bawah, tetapi agar lebih enak dilihatnya, maka posisi fotonyanya di putar ya.

*****

3. Lalat Sarcophaga carnaria kawin di tangkai daun singkong
Tanggal: 27 Mei 2013
Kamera: Canon IXY DIGITAL 510 IS
Lokasi: Jonggol, Bogor Timur, Jawa Barat

Setelah Papa meninggal, akhirnya aku, istri dan si kecil Daisuki tinggal di Jonggol, Bogor Timur, untuk meneruskan usaha cuci motor dan toko kecil peninggalan Papa. Namun sejak adik perempuanku juga meninggal dunia setahun setelah meninggalnya Papa, akhirnya istri dan anakku tinggal di Pasa Rebo, Jakarta Timur, untuk menemani Mama. Sementara aku tetap di Jonggol dan pulang ke Pasar Rebo 1-2 kali sebulan.

Rumah di Jonggol, yang juga menjadi satu dengan tempat usaha cuci motor dan toko kecil, mempunyai halaman belakang yang walau tidak begitu luas, cuma berukuran sekitar 3x4 m saja dan dikelilingi oleh tembok yang cukup tinggi, tetapi dihuni oleh cukup banyak jenis serangga. Mungkin serangga-serangga itu datang dari sekitar rumah karena memang daerah di sekeliling rumah masih cukup asri dengan banyak pepohonan tumbuh di mana-mana.

Dan seperti biasa jika sedang ada waktu senggang, aku pergi ke halaman belakang untuk melihat-lihat tanaman yang ada dan juga mencari serangga-serangga yang mungkin sedang berada di sana dan menarik untuk di foto.

Ketika tidak menemukan serangga-serangga yang cukup menarik untuk di foto pada tanaman bunga dan rerumputan, aku mulai mengalihkan pandangan ke arah tanaman yang lebih tinggi yaitu pohon singkong. Ada beberapa batang singkong yang aku tanam di halaman belakang beberapa waktu lalu yang mulai tumbuh tinggi.

Pada salah satu tangkai daun singkong dari salah satu pohon singkong yang ada, aku melihat ada sepasang lalat dari jenis Sarcophaga carnaria yang sedang kawin. Karena sudah beberapa kali sebelumnya aku mendapat kesempatan untuk melihat dan memotret lalat jenis ini yang sedang kawin, jadi begitu melihatnya aku bisa segera mengetahui jenisnya.

Dengan kamera peninggalan almarhumah adikku, aku mulai mencari posisi yang cukup baik dan mulai memotret pasangan lalat Sarcophaga carnaria yang sedang kawin tersebut. Saat itu kamera peninggalan almarhum Papa sudah rusak karena tanpa sengaja diduduki oleh si kecil daisuki sehingga kameranya menjadi tidak fokus lagi. Akhirnya kamera peninggalan almarhumah adikku pun menjadi penggantinya.

Karena pasangan lalat tersebut berada di tempat yang agak tinggi, aku memerlukan bangku untuk dapat melihatnya dari dekat. Dan karena memang posisinya yang agak sulit untuk dijangkau dan juga suasana yang agak teduh saat itu, akhirnya tidak banyak foto yang hasilnya bagus yang dapat aku ambil dari pasangan lalat yang sedang kawin tersebut.

Mungkin karena merasa terganggu dengan kehadiranku, akhirnya pasangan lalat itu segera mengakhiri perkawinan mereka. Sang lalat jantan lalu terbang dan hinggap di daun singkong yang lain dan meninggalkan si betina yang tetap berada di tempatnya untuk sementara waktu sebelum akhirnya ia terbang menjauh juga karena terganggu dengan kehadiranku yang masih saja berusaha untuk memotretnya padahal ia sudah sendirian saja.

lalat Sarcophaga carnaria kawin di tangkai daun singkong

lalat Sarcophaga carnaria kawin di tangkai daun singkong 02
Lalat Sarcophaga carnaria sedang kawin di salah satu tangkai daun singkong yang pohonnya ditanam di halaman belakang rumah di Jonggol.

Klasifikasi ilmiah lalat 'flesh fly': Sarcophaga carnaria
Nama umum: Common flesh fly
Kingdom: Animalia Linnaeus, 1758 – hewan
Phylum Arthropoda – hewan beruas
Class Insecta – serangga
Order Diptera Linnaeus, 1758 – lalat, nyamuk
Suborder Brachycera Schiner, 1862 – lalat
Family Sarcophagidae – “flesh flies”
Genus Sarcophaga Meigen, 1826
Species Sarcophaga carnaria (Linnaeus, 1758)
Synonyms: Musca carnaria Linnaeus, 1758 – Sarcophaga schulzi Müller, 1922 – Sarcophaga vulgaris Rohdendorf, 1937 – Sarcophaga dolosa Lehrer, 1967

Referensi:

  • Biolib, Sarcophaga carnaria (http://www.biolib.cz/en/taxonposition/id122951/)
  • Fobi, Sarcophaga carnaria (http://www.fobi.web.id/fbi/v/insect/f-sar/sar-car/)
  • Systema Naturae 2000, Genus Sarcophaga (http://sn2000.taxonomy.nl/Main/Index/Genus/..%5C..%5CClassification%5C29192.htm)
  • Wikipedia, Fly (http://en.wikipedia.org/wiki/Fly)
  • Wikipedia, Sarcophaga carnaria (http://en.wikipedia.org/wiki/Sarcophaga_carnaria)

2 komentar:

  1. Luar biasa,...

    telatennya Mas Doddy....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mas sudah berkunjung dan berkomentar...
      sebenarnya ini bukan soal telaten ya, tapi karena kurang kerjaan saja hehehe

      Hapus