Jeprat jepret Canon IXY DIGITAL 510 IS – Maret 2015
Di halaman belakang rumah di Jonggol seringkali ada nimfa atau anak-anak belalang kayu (Valanga nigricornis) yang muncul saat menjelang musim hujan. Mereka bisa memakan aneka daun tanaman yang tumbuh di halaman belakang, seperti daun jambu batu, labu siam, kapas, katuk, cabe, kemangi dll. Namun karena sepertinya telur-telurnya tidak menetas berbarengan, maka seringkali ada anakan belalang kayu yang masih kecil sementara lainnya sudah mencapai atau menjelang dewasa.
Beberapa waktu lalu, beberapa ekor anakan belalang kayu yang masih ada mulai tumbuh besar. Pada suatu siang, salah satunya aku lihat menunjukan tanda-tanda akan berganti kulit.
Setelah mulai tidak makan dan berdiam diri saja untuk beberapa waktu, akhirnya aku lihat anak belalang kayu tersebut mulai berganti posisi sehingga kepalanya menghadap ke bawah.
Karena anak belalang kayu tersebut berada di tempat yang cukup menyulitkanku untuk melihatnya, akhirnya pelan-pelan aku pun memotong cabang pohon katuk tempatnya berada dan memindahkan potongan cabang tersebut ke tempat lain agar aku dapat melihat dan memotretnya dengan baik. Saat aku pindahkan, anakan belalang kayu itu saat itu sudah memulai proses berganti kulitnya ya.
Klasifikasi ilmiah belalang kayu
Nama umum: Javanese Grasshopper
Nama lokal: belalang kayu
Kerajaan Animalia Linnaeus, 1758 – hewan
Filum Arthropoda Latreille, 1829 – hewan berbuku-buku
Kelas Insecta Linnaeus, 1758 – serangga
Ordo Orthoptera Latreille, 1793 – belalang, jangkerik, katidid
Subordo Caelifera Ander, 1939 – belalang
Famili Acrididae MacLeay, 1821 –
Genus Valanga Uvarov, 1923
Spesies Valanga nigricornis (Burmeister, 1838)
Sinonim: Acridium melanocorne Linn. – Acridium nigricorne Burmeister – Cyrtacanthacris melanocornis Serville, 1839 – Cyrtacanthacris nigricornis – Orthocanthacris nigricornis Burmeister – Valanga melanocornis
Referensi:
· Biolib, Valanga nigricornis (Burmeister, 1838) (http://www.biolib.cz/en/taxonposition/id396220/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar