Pada suatu pagi, si kecil daisuki merengek ingin ikut papanya ke teras atas rumah. Saat itu aku akan menyiram tanaman-tanaman dalam pot yang diletakan di teras atas rumah. Akhirnya daisuki pun aku ajak ke teras atas.
Saat aku sedang menyiram bunga, daisuki asyik sendiri melihat-lihat ke sekeliling. Ketika melihat ada sesuatu yang menarik di dekatnya, ia pun berteriak memanggil papanya. “Pa, ulat pa..ulat pa!!! “,teriaknya dengan gembira. Si kecil daisuki memang suka dengan ulat dan jika melihatnya, ia selalu ingin memegangnya.
Aku yang sedang menyiram bunga berpaling sejenak dan melihat ke arah daisuki. Sepintas aku melihat 2 ekor hewan kecil berwarna kecoklatan. “Itu cacing ya, jangan dipegang, kotor!”, kataku kepada daisuki yang sedang asik memperhatikan 2 ekor hewan tersebut.
Setelah selesai menyiram semua tanaman, aku menghampiri dan memperhatikan lebih dekat lagi hewan yang aku kira cacing tersebut. Ternyata ke dua hewan tersebut bukanlah cacing seperti dugaanku semula, tetapi mereka adalah 2 ekor kaki seribu. Mereka sedang berjalan perlahan mencari tempat sembunyi.
Tidak begitu jauh dari lokasi kedua kaki seribu itu, aku melihat ada lagi 2 ekor kaki seribu yang tampaknya merupakan pasangan yang sedang kawin. Segera saja aku mengajak si kecil daisuki untuk turun ke bawah, ke ruang tengah. Setelah ia berhasil aku bujuk untuk bermain dulu di ruang tengah, aku kembali ke teras atas sambil membawa kamera saku peninggalan almarhumah adik perempuanku untuk memotret pasangan kaki seribu yang sedang kawin itu.
Ketika sedang asik memotret pasangan kaki seribu yang sedang kawin di teras atas itu, istriku memanggilku dari bawah. Katanya di tembok sebelah atas, dekat mesin cuci, juga ada pasangan kaki seribu yang sedang kawin. Mesin cuci itu memang diletakan di samping rumah, diluar, sehingga terhubung langsung dengan halaman samping.
Aku pun lalu turun lagi ke bawah dan melihat tempat yang ditunjukan oleh istri. Dan memang benar ternyata di tembok sebelah atas, dengan posisi terbalik, ada sepasang kaki seribu yang sedang menjalankan ritual perkawinannya. Saat itu kaki seribu jantan yang berada di atas punggung sang betina tampaknya sedang berusaha merayu sang betina agar mau membalikan kepalanya. Alat kelamin kaki seribu memang berada di dekat kepalanya ya, di sekmen ketiga. Namun saat kawin, kaki seribu jantan tidak menggunakan alat kelaminnya, tetapi menggunakan gonopod yang merupakan kaki yang termodifikasi yang terletak pada sekmen ke 7 untuk mentransfer spermanya. Alat kelamin jantan hanya digunakan untuk menghasilkan sperma saja.
Berminggu-minggu kemudian baru aku mengetahui jenis kaki seribu yang aku lihat sedang kawin itu. Rupanya mereka berasal dari jenis Trigoniulus corallinus atau yang dikenal dalam bahasa Inggris dengan nama Rusty millipede.
*****
Galeri foto kaki seribu Rusty millipede (Trigoniulus corallinus) kawin
Tanggal: 3 Januari 2013
Kamera: Canon IXY DIGITAL 510 IS
Lokasi: Pasar Rebo, Jakarta Timur
Phylum Arthropoda Latreille, 1829 – hewan beruas
Class Diplopoda Gervais, 1844 – kaki seribu
Order Spirobolida Bollman, 1893 – kaki seribu berpunggung bulat
Family Pachybolidae Cook, 1897
Genus Trigoniulus Pocock, 1894
Species Trigoniulus corallinus (Gervais, 1847)
referensi:
- Biolib, Trigoniulus corallinus (http://www.biolib.cz/en/taxonposition/id610765/)
- Systema Naturae 2000 / Classification, Family Pachybolidae (http://sn2000.taxonomy.nl/Main/Classification/120051.htm)
- Systema Naturae 2000 / Classification, Order Spirobolida (http://sn2000.taxonomy.nl/Main/Classification/115930.htm)
- TrekNature, Mating: Rusty millipede (http://www.treknature.com/gallery/photo259980.htm)
- Wikipedia, Millipede (http://en.wikipedia.org/wiki/Millipede)
- Wikipedia, Spirobolida (http://en.wikipedia.org/wiki/Spirobolida)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar