22 Maret 2013

Klasifikasi ilmiah serangga (bersayap) – Infraclass Pterygota

Kupu-kupu skipper: Borbo cinnara Kupu-kupu skipper Borbo cinnara

Serangga merupakan hewan yang mempunyai bentuk sangat beragam dan hampir bisa ditemui dalam segala kondisi lingkungan yang ada. Lebih dari 1 juta spesies telah dideskripsikan, jumlah yang melebihi dari separuh makhluk hidup yang telah dikenal di dunia sekarang ini.

Untuk memudahkan mengenali dan mempelajarinya, para ahli biologi telah mengklasifikasikan atau mengelompokan serangga ini ke dalam beberapa ordo (bangsa). Namun karena adanya penemuan-penemuan baru, pada akhirnya klasifikasi serangga pun mengalami perubahan-perubahan. Sayangnya para ahli sepertinya belum sepakat untuk menetapkan satu klasifikasi yang bisa dipakai secara umum saat ini, sehingga sekarang ini ada beberapa sistem klasifikasi yang mempunyai beberapa perbedaan satu sama lain di dalamnya.

Dari beberapa klasifikasi yang ada di beberapa situs, akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti klasifikasi yang terdapat pada situs Systema Naturae 2000. Ini dikarenakan klasifikasi yang diberikan mempunyai hubungan yang jelas antar tingkatan atau taksonnya sehingga memudahkanku, sebagai orang awam, untuk memahaminya.

Secara umum, urutan klasifikasi makhluk hidup yang digunakan sekarang ini adalah sebagai berikut, dimulai dari tingkat tertinggi ke terendah yaitu Domain (Daerah), Kingdom (Kerajaan), Phylum atau Filum (hewan)/Divisio (tumbuhan), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Famili (Suku), Genus (Marga), dan Spesies (Jenis). 

Berikut adalah klasifikasi ilmiah serangga (bersayap):

Systema Naturae 2000 / Classification, Infraclass Pterygota
Domain: Eukaryota – organisme dengan sel kompleks
Kingdom: Animalia – hewan 
Subkingdom: Bilateria – mempunyai simetri bilateral
Branch: Protostomia
Infrakingdom: Ecdysozoa – berganti kulit
Superphylum: Panarthropoda
Phylum: Arthropoda – hewan berbuku-buku
Subphylum: Mandibulata – mempunyai mandibula
Infraphylum: Atelocerata – bernafas dengan trakea
Superclass: Panhexapoda
Epiclass: Hexapoda – berkaki 6
Class: Insecta – serangga
Subclass: Dicondylia – ada 2 titik artikulasi pada rahang
Infraclass: Pterygota – serangga bersayap

Domain: Eukaryota Whittaker & Margulis, 1978eukariota, organisme dengan sel kompleks, di mana bahan-bahan genetika disusun menjadi nuklei yang terikat membran, atau mudahnya disebut sebagai makhluk hidup yang memiliki membran inti sel. Sementara makhluk hidup yang tidak memiliki membran inti sel disebut prokariota (bakteri dan archaea).

Kingdom: Animalia Linnaeus, 1758hewan, atau disebut juga binatang, fauna atau margasatwa (atau satwa saja), adalah kelompok organisme eukariotik yang mempunyai banyak sel tubuh yang terorganisasi dalam fungsi-fungsi yang berbeda. Tubuhnya pada akhirnya akan mempunyai bentuk yang tetap saat mereka berkembang, walaupun beberapa jenis akan mengalami metamorfosis dalam kehidupannya. Kebanyakan hewan dapat bergerak secara spontan dan bebas (motile). Semua hewan merupakan organisme heterotrof, artinya tidak dapat membuat energi sendiri, tetapi harus mengambil dari lingkungan sekitarnya dengan cara mencari makan.

Subkingdom: Bilateria Hatschek, 1888 hewan yang mempunyai simetri bilateral, yaitu mempunyai bagian depan dan belakang, bagian sisi atas dan sisi bawah, paling tidak pada masa pertumbuhannya. Sementara hewan yang hanya mempunyai bagian atas dan bawah saja, seperti ubur-ubur, disebut hewan simetris radial. Bilateria memiliki tubuh yang berkembang dari tiga lapisan embrio yang berbeda, yang disebut endoderm, mesoderm, dan ektoderm. Oleh karena itu mereka disebut hewan triploblastik.

Branch: Protostomia Grobben, 1908 hewan yang pada masa perkembangan embrionya, lekukan (blastopora) yang dibentuk oleh embrio pada satu sisi akhirnya membentuk mulut. Sementara pada hewan lain, deuterostomia, lekukan asal itu akhirnya menjadi anus.

Infrakingdom: Ecdysozoa Aguinaldo et al., 1997hewan yang memiliki kutikula (rangka luar/eksoskeleton) berlapis tiga yang terdiri atas bahan organik, yang diganti secara berkala bersamaan tumbuhnya hewan tersebut. Proses pergantian kulit ini disebut ekdisis. Eksoskeleton lama yang sudah kosong disebut eksuvia. Setelah ekdisis, hewan masih pucat dan berbadan lunak. Dalam waktu satu atau dua jam, kutikula akan mengeras dan menjadi lebih gelap. Pada masa yang pendek inilah, hewan bertumbuh, karena biasanya pada fase lain pertumbuhannya dibatasi oleh kekakuan eksoskeleton.

Superphylum: Panarthropoda Nielsen, 1997hewan yang memiliki kaki, cakar, sistem saraf di perut (ventral nervous system) dan tubuh bersegmen atau terbagi.

Phylum: Arthropoda Latreille, 1829arthropoda atau hewan berbuku-buku, hewan beruas, atau hewan berkaki buku, merupakan hewan yang mempunyai kerangka luar (eksoskeleton), tubuhnya terbagi-bagi dalam beberapa bagian atau segmen, dan mempunyai anggota tubuh yang bersendi.

Subphylum: Mandibulata Snodgrass, 1938arthropoda yang memiliki mandibula atau rahang bawah yang dapat digunakan untuk menggigit, memotong atau memegang makanan.

Infraphylum: Atelocerataarthropoda yang bernafas dengan trakea atau corong hawa. Trakea adalah pembuluh halus yang bercabang-cabang sampai ke setiap sel tubuh arthropoda dan terhubung dengan stigma. Stigma atau spirakel merupakan lubang pernafasan tempat keluar masuknya udara. Stigma ini terdapat di sepanjang kedua sisi tubuh arthropoda. Oksigen yang masuk tidak diedarkan melalui darah, tetapi diedarkan melalui sistem trakea ini.

Superclass: Panhexapoda - meliputi genus Devonohexapodus dan epiclass Hexapoda.

Epiclass: Hexapoda Latreille, 1825arthropoda yang mempunyai 6 kaki (atau 3 pasang kaki) dimana kebanyakan arthropoda lain memiliki lebih dari 6 kaki.

Class: Insecta Linnaeus, 1758serangga, arthropoda yang memiliki rangka luar (eksoskeleton) yang terbuat dari bahan kitin, mempunyai tiga bagian tubuh (kepala, dada, perut), tiga pasang kaki, bermata kompon dan mempunyai sepasang antena.

Subclass: Dicondyliaserangga yang mempunyai 2 titik artikulasi (penghubung) pada mandibula atau rahangnya yang membuat rahangnya dapat bergerak pada satu arah, tidak berputar.

Infraclass: Pterygota Lang, 1888 serangga bersayap, termasuk juga jenis serangga yang kini tidak lagi memiliki sayap tetapi dahulu nenek moyangnya merupakan jenis serangga bersayap.

Division: Neoptera – dapat melipat sayapnya ke perut
Subdivision: Endopterygota – mengalami metamorfosis sempurna
Superorder: Panorpida
Order: Lepidoptera – bangsa kupu-kupu dan ngengat
 
Catatan: nama yang ada di belakang suatu takson adalah nama pengarang atau pendeskripsi takson tersebut, sementara tahunnya merupakan tahun dimana takson tersebut dipublikasikan.

*****

Situs Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar