26 September 2013

Polimorfisme pada Serangga

Polimorfisme adalah bervariasinya warna dan ukuran suatu jenis serangga yang dapat juga yang disertai perbedaan-perbedaan perilakunya.

Contoh umum dari polimorfisme adalah pada kelompok rayap dan semut, dimana bentuk atau morfologi yang berbeda menunjukan perilaku dan fungsi yang berbeda dalam kelompoknya.

23 September 2013

Belalang Atractomorpha crenulata ganti kulit

Jeprat jepret Sony Ericsson k800i – 6 Desember 2010

Saat halaman belakang rumah di Jonggol, yang berukuran sekitar 3x4 m, masih dibiarkan ditumbuhi oleh rerumputan dan tanaman liar, banyak jenis serangga yang akhirnya datang dan tinggal. Salah satunya adalah belalang Atractomorpha crenulata. Belalang yang mudah ditangkap ini banyak berkumpul dan mencari makan di pohon bayam kakap yang tumbuh di halaman tersebut dimana salah satu pohonnya ada yang berukuran cukup besar dengan tinggi lebih dari 1 m.

(baca : PRAKATA)

Pada suatu pagi, ketika aku sedang melihat-lihat tanaman dan serangga yang ada di halaman belakang tersebut, di balik salah satu daun tanaman yang ada, aku melihat ada seekor belalang muda atau nimfa belalang Atractomorpha crenulata jantan yang sedang berada dalam posisi terbalik dengan kepala menghadap ke bawah. Sepertinya nimfa belalang tersebut akan berganti kulit ya. Namun setelah menunggu beberapa saat dan ternyata belum terjadi apa-apa, akhirnya aku meninggalkannya untuk sementara waktu dan melakukan aktifitas lainnya.

Beberapa waktu kemudian, ketika aku kembali lagi untuk melihat keadaannya, ternyata ia sudah mulai melakukan proses ganti kulitnya. Betapa senangnya aku melihat hal itu. Ini adalah kali pertama aku bisa melihat proses belalang yang sedang berganti kulit pada saat yang cukup awal ya. Sebelumnya aku juga sudah pernah melihat proses belalang yang sedang berganti kulit namun saat itu prosesnya sudah akan berakhir dimana sang belalangnya sudah hampir keluar sepenuhnya dari kulit lamanya.


nimfa belalang Atractomorpha crenulata jantan ganti kulit
Nimfa belalang Atractomorpha crenulata jantan sedang melakukan proses ganti kulit (ekdisis) untuk menjadi belalang dewasa. Belalang jantan mempunyai ukuran yang lebih kecil dan lebih ramping dibandingkan dengan belalang betina.


nimfa belalang Atractomorpha crenulata betina habis ganti kulit

Beberapa waktu kemudian aku juga sempat memergoki seekor Nimfa belalang Atractomorpha crenulata betina yang baru saja berganti kulit menjadi seekor belalang betina dewasa.

22 September 2013

Klasifikasi ilmiah Belalang Atractomorpha crenulata

belalang Atractomorpha crenulata jantanbelalang Atractomorpha crenulata betinaBelalang Atractomorpha crenulata jantan (atas) dan betina (bawah).


Klasifikasi ilmiah belalang Atractomorpha crenulata

Domain: Eukaryota Whittaker & Margulis, 1978eukariota, organisme dengan sel kompleks, di mana bahan-bahan genetika disusun menjadi nuklei yang terikat membran, atau mudahnya disebut sebagai makhluk hidup yang memiliki membran inti sel. Sementara makhluk hidup yang tidak memiliki membran inti sel disebut prokariota (bakteri dan archaea).

Kingdom: Animalia Linnaeus, 1758hewan, atau disebut juga binatang, fauna atau margasatwa (atau satwa saja), adalah kelompok organisme eukariotik yang mempunyai banyak sel tubuh yang terorganisasi dalam fungsi-fungsi yang berbeda. Tubuhnya pada akhirnya akan mempunyai bentuk yang tetap saat mereka berkembang, walaupun beberapa jenis akan mengalami metamorfosis dalam kehidupannya. Kebanyakan hewan dapat bergerak secara spontan dan bebas (motile). Semua hewan merupakan organisme heterotrof, artinya tidak dapat membuat energi sendiri, tetapi harus mengambil dari lingkungan sekitarnya dengan cara mencari makan.

Subkingdom: Bilateria Hatschek, 1888 hewan yang mempunyai simetri bilateral, yaitu mempunyai bagian depan dan belakang, bagian sisi atas dan sisi bawah, paling tidak pada masa pertumbuhannya. Sementara hewan yang hanya mempunyai bagian atas dan bawah saja, seperti ubur-ubur, disebut hewan simetris radial. Bilateria memiliki tubuh yang berkembang dari tiga lapisan embrio yang berbeda, yang disebut endoderm, mesoderm, dan ektoderm. Oleh karena itu mereka disebut hewan triploblastik.

Branch: Protostomia Grobben, 1908 hewan yang pada masa perkembangan embrionya, lekukan (blastopora) yang dibentuk oleh embrio pada satu sisi akhirnya membentuk mulut. Sementara pada hewan lain, deuterostomia, lekukan asal itu akhirnya menjadi anus.

Infrakingdom: Ecdysozoa Aguinaldo et al., 1997hewan yang memiliki kutikula (rangka luar/eksoskeleton) berlapis tiga yang terdiri atas bahan organik, yang diganti secara berkala bersamaan tumbuhnya hewan tersebut. Proses pergantian kulit ini disebut ekdisis. Eksoskeleton lama yang sudah kosong disebut eksuvia. Setelah ekdisis, hewan masih pucat dan berbadan lunak. Dalam waktu satu atau dua jam, kutikula akan mengeras dan menjadi lebih gelap. Pada masa yang pendek inilah, hewan bertumbuh, karena biasanya pada fase lain pertumbuhannya dibatasi oleh kekakuan eksoskeleton.

Superphylum: Panarthropoda Nielsen, 1997hewan yang memiliki kaki, cakar, sistem saraf di perut (ventral nervous system) dan tubuh bersegmen atau terbagi.

Phylum: Arthropoda Latreille, 1829arthropoda atau hewan berbuku-buku, hewan beruas, atau hewan berkaki buku, merupakan hewan yang mempunyai kerangka luar (eksoskeleton), tubuhnya terbagi-bagi dalam beberapa bagian atau segmen, dan mempunyai anggota tubuh yang bersendi.

Subphylum: Mandibulata Snodgrass, 1938arthropoda yang memiliki mandibula atau rahang bawah yang dapat digunakan untuk menggigit, memotong atau memegang makanan.

Infraphylum: Atelocerata arthropoda yang bernafas dengan trakea atau corong hawa. Trakea adalah pembuluh halus yang bercabang-cabang sampai ke setiap sel tubuh arthropoda dan terhubung dengan stigma. Stigma atau spirakel merupakan lubang pernafasan tempat keluar masuknya udara. Stigma ini terdapat di sepanjang kedua sisi tubuh arthropoda. Oksigen yang masuk tidak diedarkan melalui darah, tetapi diedarkan melalui sistem trakea ini.

Superclass: Panhexapoda – meliputi genus Devonohexapodus dan epiclass Hexapoda.

Epiclass: Hexapoda Latreille, 1825arthropoda yang mempunyai 6 kaki (atau 3 pasang kaki) dimana kebanyakan arthropoda lain memiliki lebih dari 6 kaki.

Class: Insecta Linnaeus, 1758serangga, arthropoda yang memiliki rangka luar (eksoskeleton) yang terbuat dari bahan kitin, mempunyai tiga bagian tubuh (kepala, dada, perut), tiga pasang kaki, bermata kompon dan mempunyai sepasang antena.

Subclass: Dicondylia serangga yang mempunyai 2 titik artikulasi (penghubung) pada mandibula atau rahangnya yang membuat rahangnya dapat bergerak pada satu arah, tidak berputar.

Infraclass: Pterygota Lang, 1888 serangga bersayap, termasuk juga jenis serangga yang kini tidak lagi memiliki sayap tetapi dahulu nenek moyangnya merupakan jenis serangga bersayap.

Division: Neoptera Martynov, 1923serangga bersayap yang dapat melipat sayap ke bagian perut. Kemampuan ini telah hilang pada beberapa kelompok kecil, seperti pada beberapa jenis kupu-kupu dan ngengat.

Superorder: Orthopterida – kelompok serangga yang terdiri dari ordo Orthoptera (belalang, jangkrik, katidid) dan Phasmatodea (serangga kayu, serangga daun); dan 2 ordo serangga yang telah punah (Titanoptera dan Caloneurodea).

Order: Orthoptera Latreille, 1793kelompok serangga yang meliputi bangsa belalang (grasshoppers, locusts) dan bangsa jangkrik (crickets, bush crickets atau katydids dan serangga weta). Banyak serangga yang menjadi anggotanya dapat menghasilkan suara (dikenal sebagai stridulasi) dengan cara menggesekan sayap-sayap atau kaki-kaki mereka. Pada bangsa jangkrik, telinga (tympanum) terletak pada kaki (tibia) depan, sementara pada bangsa belalang, telinganya terletak pada segmen pertama perut. Serangga-serangga ini menggunakan getaran untuk mencari keberadaan serangga yang lain.
Orthopteran biasanya memiliki tubuh silinder dengan kaki belakang (hind legs) yang memanjang yang digunakan untuk melompat. Mereka mempunyai rahang (mandibula) dan mata kompon yang besar, dan pada beberapa spesies terdapat juga mata oseli (ocelli) atau mata tunggal yang berfungsi untuk mendeteksi intensitas cahaya. Antenanya mempunyai banyak sendi dengan panjang yang bervariasi.
Segmen pertama dan ketiga dari bagian dada (thorax) membesar, sementara segmen kedua jauh lebih pendek. Sayapnya terdiri dari 2 pasang yang panjangnya melebihi perut ketika dilipat ke perut saat istirahat. Sayap depan (forewings atau tegmina) lebih sempit dibandingkan sayap belakang (hindwings) dan mengeras pada pangkalnya. Sayap belakangnya merupakan membran yang memiliki vena atau pertulangan sayap yang lurus dan memiliki banyak vena yang bersilangan. Saat istirahat, sayap belakangnya terlipat seperti kipas dan berada di bawah sayap depan. 2-3 dari segmen terakhir pada bagian perut memendek dan memiliki 1 segmen cerci. Cerci merupakan sepasang organ tubuh serangga yang terletak pada segmen paling belakang yang secara umum dapat berfungsi sebagai organ sensor, senjata, alat bantu dalam proses perkawinan atau bisa juga merupakan suatu bagian yang telah kehilangang fungsinya (vestigial structures).
Orthopteran merupakan serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna (hemimetabolism atau hemimetaboly) dimana siklus hidupnya meliputi tahapan : telur, nimfa dan imago (serangga dewasa). Nimfanya mengalami perubahan secara bertahap dan menjadi imago tanpa adanya tahapan pupa (kepompong). Nimfanya seringkali menyerupai serangga dewasa, baik itu dari segi kebiasaan ataupun makanan, tetapi tanpa sayap dan organ reproduksi yang berfungsi.

Suborder: Caelifera Ander, 1939bangsa belalang (grasshoppers, locusts), kadang disebut juga dengan nama belalang berantena pendek (short-horned grasshoppers) untuk membedakannya dengan jangkrik semak (bush crickets atau katydids) dari subordo Ensifera yang disebut juga dengan nama belalang berantena panjang (long-horned grasshoppers) dimana panjang antenanya dapat melebihi tubuh mereka. Spesies belalang yang dapat mengalami perubahan warna dan kebiasaan pada saat tingkat populasinya tinggi disebut dengan nama locusts.
Belalang biasanya mempunyai antena yang lebih pendek dari tubuhnya dan mempunyai ovipositor yang pendek yang digunakan untuk bertelur. Belalang mempunyai rahang bawah (mandible) yang digunakan untuk memotong dan merobek makanannya yang biasanya berupa tanaman. Beberapa jenis belalang dapat menghasilkan suara dengan cara menggesek-gesekan kaki belakang mereka yang panjang dan kuat yang digunakan untuk melompat (hind femurs) ke sayap depan atau perut mereka, atau dengan mengepakan sayapnya saat terbang.
Bangsa belalang hampir serupa dengan bangsa jangkrik namun dapat dibedakan antara lain berdasarkan dari jumlah segmen pada antena, struktur ovipositor, lokasi dari telinga dan juga pada suara yang dihasilkannya. Bangsa jangkrik setidaknya mempunyai 20-24 segmen pada antenanya, sementara bangsa belalang mempunyai segmen yang lebih sedikit.

Infraorder:  Acrididea Macleay, 1821

Superfamily group: Acridomorpha

Superfamily: Pyrgomorphoidea Brunner von Wattenwyl, 1874

Family: Pyrgomorphidae Brunner von Wattenwyl, 1874gaudy grasshoppers

Genus: Atractomorpha Saussure, 1862

Species: Atractomorpha crenulata (Fabricius, 1793)
Synonym: Atractomorpha acuminipennis (Blanchard, E.E., 1963)
                 Atractomorpha consobrina Saussure, 1862
                 Atractomorpha obscura Bolivar, I., 1917
                 Atractomorpha scaber (Thunberg, 1815)
                 Pyrgomorpha acuminipennis Blanchard, E.E., 1963
                 Truxalis crenulatus Fabricius, 1793
                 Truxalis porrecta Walker, F., 1859
                 Truxalis scaber Thunberg, 1815


Catatan:

* klasifikasi ilmiah belalang berdasarkan Systema Naturae 2000 (sn2000.taxonomy.nl/)

* nama yang ada di belakang suatu takson adalah nama pengarang atau pendeskripsi takson tersebut, sementara angka tahun yang ada dibelakang namanya merupakan tahun dimana takson tersebut dipublikasikan.


belalang Atractomorpha crenulata kawin
Belalang Atractomorpha crenulata sedang kawin.


Referensi:

  • Anakunhas, sistem pernafasan pada serangga (www.anakunhas.com/2011/07/sistem-pernapasan-pada-serangga.html)
  • Belajar Matematika Dan IPA, IPA Kelas 5SD, Mekanisme Pernafasan Pada Hewan (belajar-matematikaipa.blogspot.com/2012/01/mekanisme-pernafasan-pada-hewan.html)
  • Biolib, Atractomorpha crenulata (www.biolib.cz/en/taxonposition/id377276/)
  • Fobi, Atractomorpha crenulata (www.fobi.web.id/v/insect/f-pyg/atr-cre)
  • Google Books Result, Evolution of the Insects -Page 150 (books.google.com/books?id=Ql6Jl6wKb88C&pg=PA150&lpg=PA150&dq=dicondylia&source=bl&ots=q9BvB-BvzB&sig=DBV4RmcnTMW0KaSCjQp0LciryEc&hl=en&sa=X&ei=HI4lUciTL8jKrAeb-4DYBw&ved=0CFcQ6AEwBA%29)
  • Paleobiology Database, Infraorder Acrididea (paleobiologydatabase.org/?a=basicTaxonInfo&taxon_no=176224)
  • Paleobiology Database, Infraorder Tridactylidea (paleobiologydatabase.org/?a=basicTaxonInfo&taxon_no=176218)
  • Systema Naturae 2000, Family Pyrgomorphidae (sn2000.taxonomy.nl/Main/Classification/119736.htm)
  • Tegmina, Morfologi Serangga (tegmina.wordpress.com/2011/03/09/morfologi-serangga/)
  • Wikipedia, Arthropod (en.wikipedia.org/wiki/Arthropoda%29)
  • Wikipedia, Atractomorpha (grasshopper) (en.wikipedia.org/wiki/Atractomorpha_%28grasshopper%29)
  • Wikipedia, Cercus (en.wikipedia.org/wiki/Cercus)
  • Wikipedia, Grasshopper (en.wikipedia.org/wiki/Caelifera)
  • Wikipedia, Hemimetabolism (en.wikipedia.org/wiki/Incomplete_metamorphosis)
  • Wikipedia, Hexapoda (en.wikipedia.org/wiki/Hexapoda%29)
  • Wikipedia, Insect (en.wikipedia.org/wiki/Insect)
  • Wikipedia, Mandible (arthropod mouthpart) (en.wikipedia.org/wiki/Mandible_%28arthropod%29%29)
  • Wikipedia, Mandibulata (en.wikipedia.org/wiki/Mandibulata)
  • Wikipedia, Orthoptera (en.wikipedia.org/wiki/Orthoptera)
  • Wikipedia, Pterygota
  • wikipedia, Pyrgomorphidae (en.wikipedia.org/wiki/Pyrgomorphidae
  • Wikipedia, Tettigoniidae (en.wikipedia.org/wiki/Tettigoniidae)
  • Wikipedia, Vestigiality (en.wikipedia.org/wiki/Vestigial_structure)
  • Wikipedia bahasa Indonesia, Bilateria (id.wikipedia.org/wiki/Bilateria)
  • Wikipedia bahasa Indonesia, Ecdysozoa (id.wikipedia.org/wiki/Ecdysozoa)
  • Wikipedia bahasa Indonesia, Ekdisis (id.wikipedia.org/wiki/Ekdisis)
  • Wikipedia bahasa Indonesia, Eukariota (id.wikipedia.org/wiki/Eukariota)
  • Wikipedia bahasa Indonesia, Hewan (id.wikipedia.org/wiki/Hewan)
  • Wikipedia bahasa Indonesia, Klasifikasi ilmiah (id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_ilmiah)
  • Wikipedia bahasa Indonesia, Prokariota (id.wikipedia.org/wiki/Prokariota)
  • Wikipedia bahasa Indonesia, Protostomia (id.wikipedia.org/wiki/Protostomia)
  • Wikipedia bahasa Indonesia, Rahang (id.wikipedia.org/wiki/Rahang)
  • Wikipedia bahasa Indonesia, Tata nama biologi (id.wikipedia.org/wiki/Tata_nama_biologi)

12 September 2013

Ulat Keket Ganti Kulit

Tanggal: 3 September 2013
Kamera: Canon IXY DIGITAL 510 IS
Lokasi: Jonggol, Bogor Timur, Jawa Barat

Si kecil Daisuki yang umurnya sudah hampir 3 tahun menyukai ulat. Jadi beberapa bulan yang lalu aku pernah memberikan 3 ekor ulat keket atau ulat ngengat atlas (Attacus atlas) yang aku dapat dari pohon kecapi milik tetangga di seberang jalan kepada si kecil Daisuki untuk dipelihara. Saat itu, setelah hari kemudian, ternyata ketiga ekor ulat keket tersebut akhirnya menjadi kepompong.

Mengetahui bahwa si kecil Daisuki tidak takut dan malah menyukai ulat, akhirnya pada suatu hari, tetangga di seberang jalan tersebut memberikan sebatang pohon kenanga yang ada ulat keket-nya kepada si kecil Daisuki. Aku lalu meletakan batang kenanga tersebut ke dalam bekas botol minuman yang aku isi dengan air agar daun-daunnya tidak cepat layu dan mengering.

11 September 2013

Atlas Moth (Attacus atlas) Caterpillar Molting

Date: September 3, 2013
Camera: Canon IXY DIGITAL 510 IS
Location: Jonggol, Bogor, West Java, Indonesia

Atlas Moth (Attacus atlas) Caterpillar Molting
Atlas moth (Attacus atlas) caterpillar molting. After the process is complete, and the new body is ready to be used, the caterpillar began to eat its old skin.

10 September 2013

Ngengat Atlas (Attacus atlas) Keluar Dari Kepompong

Kamera: Canon IXY DIGITAL 510 IS
Lokasi: Jonggol, Bogor Timur, Jawa Barat

Pada suatu hari, pada tanggal 2 April 2013, ada seorang teman yang memberikan sebuah kepompong dari ngengat atlas (Attacus atlas) atau yang lebih dikenal dengan nama kupu-kupu gajah kepadaku. Kepompong itu merupakan kepompong pertama yang kemudian aku simpan dengan harapan nantinya aku bisa menyaksikan saat ngengat atlas-nya menetas.

Di daerah tempat tinggalku sekarang ini, desa Sukasirna di Jonggol, ngengat atlas ini dikenal dengan nama kupu-kupu kecapi karena baik ulat, kepompong maupun ngengat dewasanya biasanya banyak ditemukan di pohon-pohon kecapi. Ulatnya, yang biasa disebut dengan nama ulat keket, memakan daun-daun pohon kecapi tersebut ya.

Male Atlas Moth (Attacus atlas) Emerging From Pupa

Date: August 31, 2013
Camera: Canon IXY DIGITAL 510 IS
Location: Jonggol, Bogor, West Java, Indonesia

Atlas moth (Attacus atlas ) emerging from pupa
Male atlas moth (Attacus atlas) emerging from pupa. Its wingspan is about 20 cm.